Rabu, 24 Oktober 2012

pengembangan Objek wisata Pantai watabo'o sebagai Objek wisata Ungulan


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Objek wisata Pantai Watabo o merupakan salah satu objek wisata yang terletak di Suco Buruma, Sub-Distrik Baucau-Vila, Distrik Baucau. Dimana di bagian barat berbatasan dengan Suco Seical,dibagian timur berbatasan dengan Suco bahu (Buasari),di bagian Selatan berbatasan dengan Suco Bahu (teolale),dan di bagian utara berbatasan dengan Pulau keser. objek wisata ini merupakan objek wisata alam, karena objek ini adalah pantai. Pantai Watabo’o dikatakan salah satu objek wisata karena dilihat dari segi keunikan dan keindahan yang dimiliki di tempat ini sangat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut baik itu wisatawan asing maupun domestic.
Karakteristik objek wisata yang dimiliki oleh objek wisata watabo’o antara lain: keindahan pantai, di sekeliling di kelilingi oleh pegunungan, terdapat pepohonan di pingir pantai,serta keindahan pasir dan air laut yang begitu jernih maka selalu menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan semua keindahan yang dimiliki maka masyarakat setempat mulai memikirkan guna membangun tempat tersebut menjadi objek wisata agar dapat mendatangkan beberapa input bagi masyarakat setempat. di lain pihak, dilihat dari aspek ketertarikan lain,yang merupakan factor pendorong yaitu adanya keramatamaan warga local. Untuk lebih jelas bias dilihat pada gambar berikut:


 






Gambar 01, Letak Geografis Objek wisata
Dimana masyarakat yang mendiami di dekat tempat tersebut sangat menhargai wisatawan guna melakukan aktifitas apa saja di tempat tersebut. Objek wisata pantai Watabo’o merupakan salah satu objek wisata karena memiliki sejarah yang unik yang mana dinamakan objek wisata Pantai watabo o karena daerah atau lokasi tersebut bernama Watabo’o. Yang dimaksud Wata artinya Kelapa,sendagkan Bo’o artinya Buah kelapa Muda. Dan pada jaman Portugis orang-orang portugis yang mana pertama kali mendarat di Distrik Baucau (Seorang Don Portugis Don Salazar ) di pingir pantai tersebut hingga menamakan pantai tersebut dengan nama “praia de watabo’o” (Pantai watabo’o). Dengan demikian maka orang-orang portugis tersebut dengan senang hati mendirikan sebuah bangunan rumah untuk menfasilitasi para orang-orang tersebut guna melakukan aktifitas kepemerintahan portugis di tempat tersebut. Pada jaman kedudukan Indonesia hingga jaman sekarang tetap dinamakan pantai Watabo’o (dalam bahasa tetum tasi watabo’o) karena nama tersebut berasal dari lokasi atau muncul dari masyarakat sendiri dan nama tersebut mudah dimengerti dan di ingat oleh orang-orang yang berkunjung di tempat tersebut
Objek wisata ini diklasifikasikan menjadi objek wisata alam dan Objek wisata buatan karena di pingir pantai tersebut terdapat beberapa bangunan tua yang merupakan bangunan peningalan portugis. Hingga sampai sekarang ada yang telah direnovasikan dan ada yang belum namun masih tetap menarik Wisatawan Pada objek wisata tersebut belum adanya system tariff atau pungutan biaya bagi pengunjung. Namun pemilik objek wisata tersebut adalah masyarakat local yang mana mendiami di sekeliling objek wisata tersebut. Dan belum adanya campur tangan pemerintah ataupun organisasi non-pemerintah untuk mengelolah objek wisata tersebut. Dengan demikian maka objek wisata tersebut masih bisa dikatakan sangat natural. Pada jaman kedudukan Indonesia adanya pembangunan lain yang mana bisa membantu menarik wisatawan yaitu dengan mendirikan Pintu gerbang selamat dating dinama dituliskan Selamat datang di objek wisata Pantai Watabo o oleh Angkatan bersenjata TNI (745). Untuk lebih jelas bias dilihat pada gambar Berikut:
 





Gambar 02 (Lokasi Objek wisata buatan dan Alam)
1.2 Permasalahan Penelitian
Yang menjadi permasalahan bagi peneliti yaitu
Ø  Adanya keunikan pantai serta keindahan pasir,bangunan-bangunan tua,pegunungan kecil,dan udara serta cuaca yang bagus, di sekeliling pantai namun belum adanya penanganan dari pihak pemerintah guna merenovasi tempat tersebut
Ø  Belum adanya tempat-tempat lain untuk aktifitas kepariwisataan seperti tempat istirahat (pondok kecil), tempat makan (restorant), aksesibilitas jalan kurang baik, belum adanya loket ticketing, belum adanya tempat parkiran sehingga mobil dan sepeda parker sembarangan tempat, belum adanya toilet Umum, adanya bungaslow di didekat tempat tersebut namun belum cukup untuk wisatawan yang berkunjung dengan group, belum adanya cleaner yang bisah membersikan tempat tersebut tiap hari, belum adanya post security guna menjaga tempat tersebut, belum adanya tempat souvenir, belum adanya fasilitas-fasilitas untuk keperluan wisatawan seperti kanon, perahu dayung,alat-alat diving dll.
Ø  Yang perlu ditinkatkan guna membuat tempat tersebut lebih menarik wisatawan yaitu antara lain: perlu adanya ala-alat diving, perlu adanya post security guna menjaga tempat tersebut, perlu adanya tempat souvenir, perlu adanya tempat parker, perlu adanya toilet, perlu adanya cleaner, perlu adanya tempat sampah, perlu adanya sebuah restorant, perlu adanya tempat akomodasi yang agak begitu luas, Perlu adanya air Bersih, Listrik ke Tempat tersebut



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Obyek Wisata
Menurut Drs Oka A. Yoeti dalam buku pengantar Ilmu pariwisata menDefinisi objek wisata atau turist attraction sebagai segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengujungi suatu tempat tertentu. Dalam dunia pariwisata segala sesuatu yang bernilai untuk dikunjungi atau untuk dilihat dapat disebut atraksi atau lazim di sebut sebagai objek wisata (Ilmu pariwisata,Nyoman S.Pandit 1994). Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahawa objek wisata merupakan segala sesuatu yang mempunyai daya tarik tertentu,baik dilihat dari segi keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan untuk mengunjungi ke daerah tersebut
2.1.1 Definisi Objek Wisata Alam
Objek wisata Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan yaitu :
v  Flora fauna
v  Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan Bakau
v  Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun,danau dan pantai
v  Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan
Dengan demikian aktifitas yang sering dilakukan oleh wisatawan guna mengunjungi suatu daerah tujuan wisata seperti kemauan untuk memancing,kemauan berjemuran,kemauan untuk berselancar dan kemauan untuk berlayar di sebut dengan wisata bahari (Samsuridjal (1997:24). Sedangkan aktifitas wisata alam sering kali dilakukan oleh kalangan remaja dan petualang untuk menhadapi tantangan baru dalam kehidupan seperti mendaki Obyek gunung yang tinggi, gua, sungai yang deras, tebing terjal
2.1.2 Syarat Suatu Obyek Wisata
Menurut R.G.Soekadijo 1996 dalam buku anatomi pariwisata Indonesia mengatakan Sebuah objek wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan kepuasaan kepada wisatawan yang dating berkunjung. Untuk mencapai hasil tersebut beberapa hasil yang dipenuhi yaitu:
v  Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang ada harus dalam keadaan yang baik
v  Cara penyajian di depan wisatawan harus baik dan tepat Objek/ atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial suatu perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi suatu determinan spasial yaitu akomodasi, transportasi,promosi serta pemasaran
v  Keadaan di objek wisata harus menahan wisatawan cukup lama berdiam
v  Kesan yang diperoleh wisatawan waktu menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan agar bertahan selama munkin. Dengan demikian maka, suatu objek wisata bisa dikatakan sebagai suatu daya tarik wisata jika telah memenuhi beberapa hal di atas. Dan syarat-syarat tersebut tak lepas dari factor-faktor pendorong minat wisatawan lainya seperti sarana dan prasarana pelengkap lainya
2.2 Konsep Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang menyangkut  masa depan dari suatu destinasi atau atraksi. Planning adalah proses yang bersifat dinamis untuk menentukan tujuan, bersifat sistematis dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, merupakan implementasi dari berbagai alternatif pilihan dan evaluasi apakah pilihan tersebut berhasil. Proses perencanaan menggambarkan lingkungan yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi, sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung, yang memerlukan berbagai pertimbangan (Paturusi, 2001
Perencanaan adalah kegiatan dimana merencanakan sesuatu guna menimplementasi, menidentifikasi target serta mendapatkan goals pada rencana tersebut. Perencanaan dilakukan agar dapat mengembangkan sesuatu yang telah ada. Dengan demikian Pengembangan pariwisata adalah salah satu bagian dari manajemen yang menitikberatkan pada implementasi potensi obyek dan daya tarik wisata yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berupa langkah sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil. Hasil yang diharapkan pada perencanaan manajemen dengan kegiatan yang spesifik ini adalah untuk mencapai tujuan dan sasaran dari rencana yang dibuat sebelumnya (Wetipo, 2003:19). Menurut Spillane (2002) terdapat lima unsur penting dalam suatu obyek yaitu: (1) hal-hal yang menarik perhatian wisatawan (attraction); (2) fasilitas-fasilitas yang diperlukan (facilities); (3) infrastuktur(infrastructure); (4) jasa pengangkutan (transportation); dan (5) keramahtamahan dan kesediaan untuk menerima tamu (hospitality) (Puspa, 2006:11).
Menurut Getz (1987:93) dan Page (1995) terdapat lima pendekatan dalam mengembangkan pariwisata, antara lain:
1. Bossterm yaitu: suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata sebagai suatu atribut positif untuk suatu tempat dan penghuninya. Namun masyarakat setempat tidak dilibatkan dalam proses perencanaan dan daya dukung wilayah tidak dipertimbangkan secara matang.
2. The economic-industry approach (pendekatan ekonomi-industri) yaitu: pendekatan pengembangan pariwisata yang tujuan ekonominya lebih didahulukan dari tujuan social dan lingkungan dan menjadikan pengalaman pengunjung dan tingkat kepuasan sebagai sasaran utama.
3. The physical-spatial approach (pendekatan fisik-keruangan), yaitu: pendekatan ini didasarkan pada tradisi penggunaan lahan geografis.Strpengembangannya berdasarkan perencanaan yang berbeda-beda melalui prinsip-prinsip keruangan (spatial). Misalnya pengelompokan pengunjung di satu kawasan dan pemecahan-pemecahan tersebut untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik. Hanya saja kekurangan dari pendekatan ini adalah kurang mempertimbangkan dampak sosial dan kultur dari pengembangan wisata.
4. The community approach (pendekatan kerakyatan), yaitu: pendekatan ini lebih menekankan pada pentingnya keterlibatan maksimal dari masyarakat setempat di dalam proses pengembangan pariwisata. Pendekatan ini menganggap pentingnya suatu pedoman pengembangan pariwisata yang dapat diterima secara sosial (socially acceptable). Pendekatan yang dilakukan adalah menekankan pentingnya manfaat sosial dan cultural bagi masyarakat lokal secara bersama-sama termasuk di dalamnya pertimbangan ekonomi dan lingkungan.
5. Sustainable approach (pendekatan keberlanjutan), yaitu: pendekatan berkelanjutan dan berkepentingan atas masa depan yang panjang serta atas sumber daya dan efek-efek pembangunan ekonomi pada lingkungan yang mengkin menyebabkan gangguan cultural dan sosial yang memantapkan pola-pola kehidupan dan gaya hidup individual
Dari kelima tersebut yang menjadi focus pengembangan kepariwisataan Desa Tihingan ini adalah pendekatan pariwisata kerakyatan (the community approach). Pariwisata kerakyatan merupakan sebuah bentuk pengembangan yang berpihak kepada masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Masyarakat, khususnya masyarakat local ikut berperan serta dalam setiap pengembangan yang dilakukan di daerahnya. Menurut Subagyo (1991) kehidupan desa sebagai tujuan wisata adalah desa sebagai obyek sekaligus juga sebagai subyek dari kepariwisataan yaitu sebagai penyelenggara sendiri dari berbagai aktifitas kepariwisataan, dan hasilnya akan dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung. Oleh karena itu peran aktif dari masyarakat sangat menentukan kelangsungan kegiatan pedesaan ini (Suryasih, 2003:18).
Dilihat dari perspektif kehidupan masyarakatnya, pariwisata pedesaan merupakan suatu bentuk pariwisata dengan obyek dan daya tarik berupa kehidupan desa yang memiliki ciri-ciri khusus dalam masyarakatnya, panorama alamnya, dan budayanya, sehingga mempunyai peluang untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan, khususnya wisatawan asing (Suryasih, 2003: 18).
Pendekatan dasar yang sering dipergunakan dalam perencanaan pengembangan obyek daya tarik wisata pedesaan adalah menggunakan pendekatan kerakyatan (community approach/ community based) dan environment planning (Marpaung, 2000: 49). Hal ini disebabkan karena masyarakat lokal yang akan membangun, memiliki dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya, sehingga dengan demikian masyarakat dapat menerima secara langsung keuntungan ekonomi serta mencegah terjadinya urbanisasi (Mendra, 2005).
2.2.1 Tahapan Perencanaan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan fisik, ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas. Perencanaan sebagai suatu alat atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu :
1. Kemampuan melihat ke depan.
2. Kemampuan menganalisis.
3. Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
Dengan demikian, maka perencanaan yang diperlukan dalam pengembangan objek wisata ini yaitu Buttom Up Plainning. Dimana mendesign atau merencanakan pengembangan pada objek ini yang mana dari bawah ke atas atau dapat diartikan sebagai dari masyarakat ke Pemerintahan atau lembaga-lembaga lainya agar dapat membuat masyarakat setempat senang dan merasa puas karena jika ada hal-hal yang kurang menyenankan atau dampak negatife pada pemgenbangan tersebut akan dirasakan oleh masyarakat setempat dan kurang dirasakan oleh pihak lainya.
2.2.2 Keterlibatan
Jadi keteribatan masyrakat setempat atau masyarakat local sangatlah diutamakan. Karena masyarakat setempatlah yang akan merasakan dampak negative maupun positive dari pada hasil pengembangan tersebut. dan dari hasil tersebut jika mendatangkan beberapa pemasukan yang baik bagi masyarakat maka masyarakat dengan senang hati namun dengan pengembangan tersebut jika justru mendatangkan hal-hal negative maka masyarakat sendiri mesara tidak nyaman. Ada pula keterlibatan pihak pemerintah ataupun pihak LSM namun bisa dikatakan pihak kedua dari proses pengembangan tersebut. karena pihak pemerintahan dan LSM hanya mendesign dan juga menyalurkan dana guna menjamin pengembangan tersebut. akan tetapi masyarakatlah yang terlebih dahulu di komunikasi dan dimintah pendapatnya
2.2.3 Konsep Supply
Dalam dunia pariwisata terdapat Penawaran atau supply pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada pengunjung. Penawaran dalam pariwisata menunjukan atraksi wisata ilmiah dan buatan, jasa-jasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang untuk mengunjungi obyek suatu Negara (Wahyono, 2006). ketersediaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya. Komponen sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi, servis/pelayanan, transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
1. Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
2. Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk didalamnya fasilitas restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel maupun toko-toko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut.
3. Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu lokasi daya tarik.
4. Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta, buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk.
Jadi Berdasarkan pendapat ahli dan lembaga otoritas pariwisata tersebut diatas maka komponen sediaan (supply) pariwisata dapat disederhanakan dalam bentuk matrik, yang disajikan pada tabel II.1. Dari matrik komponen sediaan (supply) pariwisata, maka dapat  diketahui bahwa komponen sediaan (supply) pariwisata dalam pengembangan suatu obyek wisata atau daerah wisata adalah terdiri dari empat komponen yaitu: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas serta promosi dan informasi.
2.2.4 Konsep Demand
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping adanya komponen sediaan tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan. Permintaan atau demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang sebenarnya (Wahab,1995). Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan (demand) adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler Organization (IUOTO,1967), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
2.2.5 Tourism Planning
Menurut Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas. Sedangkan menurut M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya. Begitu juga menurut Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan dikemudian hari.
Di lain pihak, Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan dating dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. Menurut Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan- kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Menurut Kusmiadi (1995 Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia.
Namun dari beberapa definisi yang diuraikan menurut ahli-ahli diatas masih memiliki beberapa argument mengenai fungsi perencanaan guna menguatkan interpretasi para ahli tersebut guna menjamin suatu kegiatan perencanaan kepariwisataan yang baik antara lain:
1. Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
2. Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.
3. Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
5. Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
6. Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.



















BAB III
DATA HASIL PENELITIAN
3.1   Aspek Permintaan (Demand)
Sesuai dengan kondisi real objek wisata Pantai watabo’o menurut observasi kami di lapangan membuktikan jika dilihat dari aspek permintahan (demand) maka antara lain:
Ø  Pasar pariwisata dalam dunia jaman sekarang sangat besar
Ø  Keinginan wisatawan untuk mengetahui sesuatu yang baru yang sesuai dengan keinginan mereka
Ø  Keadaan alam dan disekitarnya merupakan factor utama ketertarikan wisatawan
Ø  keinginan wisatawan akan tempat akomodasi, tempat istirahat, kebersihan, keamanan, tempat parkiran, dan keinginan wisatawan akan kenyamanan

 
Menurut hasil penelitian kami pada objek wisata Pantai Watabo o dalam dua hari dimana sesuai dengan questioner yang kami bagikan antara lain menemuhkan beberapa wisatawan baik itu domestic maupun internasional di tempat tersebut,dimana aktifitas serta usia wisatawan yang berbeda-beda yakni:
no
Jenis wisatawan
Jenis kelamin
Rata-rata usia
Aktifitas wisatawan
Domestik
Mancanegara
Laki-laki
Perempuan
6-18
18-35
35 KA
Bersenang
Penting
1
33
18
35
16
7
27
17
34
7
2
Total wisatawan 51
no
NB: bisa lihat lebih detail pada lampiran tabel hasil pengamatan

Gambar 03, Hasil Pengamatan dan Penelitian
Keterangan
Ø  Kami Memilih wisatawan Domestik Maupun Mancanegara sebagai target kami dimana yang dapat mengisi formulir lebih banyak yaitu adalah wisatawan domestic karena wisatawan domesticlah yang merupakan pendatang pertama di objek wisata tersebut
Ø  Jenis Kelamin: yaitu antara Perempuan dan wanita
Ø  Rata-rata usia 6-18 tahun yakni: wisatawan yang mana berusia kanak-kanak (6 thn) hinga sampai pada usia remaja 18 tahun
Ø  Rata-rata usia 18-35 yakni: dimana usia wisatawan remaja hingga sampai kedewasaan
Ø  Rata-rata usia 35 ke atas yakni: usia wisatawat dewasa hingga usia lanjut
Ø  Aktifitas wisatawan (bersenang-senang) yakni: dimana aktifitas wisatawan pada waktu penelitian dilakukan mencakup rekreasi/piknik, jalan-jalan,jemuran,foto-fotoan,
Ø  Aktifitas wisatawan (Important actifity) yang kami maksud yaitu: wisatawan yang sedang melakukan aktifitas wisatanya dengan alasan diplomasy,study,kunjungan keluarga,dialog
Dari hasil observasi kami pada objek wisata pantai watabo’o terdapat wisatawan- wisatawan yang melakukan aktifitasnya antara lain; rekreasi, foto-fotoan,jalan-jalan dan jemuran di pingir pantai, kunjungan keluarga,
3.2   Aspek  Penyediann (supply)
3.2.1          Atraksi wisata
Yang menjadi atraksi wisata pada objek wisata tersebut yaitu:
v  Keindahan pasir pingiran pantai
v  Keindahan pepohonan di pingir pantai
v  Kejernihan air laut yang menarik
v  Kesegaran udara laut
v   Luas pingiran pantai yang di fariasi beberapa bebatuan
v  Sebuah batu yang berdiri agak ditengah laut dimana berdekatan dengan objek tersebut
Namun terdapat pula beberapa potensi objek wisata yang mana ada yang telah menjadi objek daya tarik wisata yakni antara lain: Peningalan rumah tua (bangunan portugis tua) di mana di dekat objek wisata tersebut serta tanda selamat datang di dekat jalan masuknya ke objek wisata tersebut
3.2.2            Fasilitas Dan Pelayanan
v  Fasilitas Yang telah disediakan
Fasilitas yang terdapat di tempat tersebut yakni:
Ø  Satu buah tempat penjualan minuman ringan dan minuman keras
Ø  Tiga buah bungaslow dengan ukuran 6x6 m2 (dua terjadi kebakaran dan hanya tingal satu)
Ø  Tempat duduk (kursi dan meja)
Ø  Tempat jemuran
Ø  Payung besar
Ø  Perahu dayung untuk disewakan
Ø  Pelayanan
Pada tempat penjualan minuman dimana terdapat 8 orang staff yang bekerja di tempat tersebut. Dimana setiap staff saling bergantian guna menjaga tempat penjualan tersebut sesuai dengan Jam atau jadwal yang berlaku. Para Staff tersebut mendapat gaji yang sama,serta tempat tersebut di buka pada jam 08:00 (pagi) hingga jam 09:00 (malam),dan tempat tersebut merupakan hasil koperasi atau kerja sama mereka dimana para staff tersebut sendiri yang menjadi penanam modal.
Bungaslow yang terdapat di tempat tersebut merupakan pemilik masyarakat setempat. Dimana pemiliknya bernama Liliana Borges dengan menanamkan modal sebesar Us$3,000.00 guna mendirikan tiga buah bungaslow tersebut. Terdapat pula staff yang bekerja di tempat tersebut yaitu masyarakat setempat yang berjumlah 8 orang,yang mana masing-masing menerima gaji perbulan Us$100.00 bahakan lebih sesuai dengan hasil pendapatan perbulan bungaslow. Pada semua Bungaslow tersebut masing-masing memiliki satu buah kamar,dimana didalamnya terdapat:
a.        Satu buah kasur berukuran dua orang
b.        Satu buah lemari pakaian
c.        Toilet serta kamar mandi
d.        Bungaslow sendiri dibuat dengan Rumput dan di dindin dengan mengunakan Kayu
e.        Harga Pada bungaslow tersebut yakni Us$ 30/malam,entah itu wisatawan domestik dan mancanegara masing-masing dengan harga yang sama.
Tempat duduk santai (kursi dan meja) yang mana terdapat di tepi pantai tersebut di sediakan oleh masyarakat setempat,yang mana mendirikan tempat penjualan minuman. Dimana kursi yang disediakan 20 dan terdapat 5 meja
Tempat jemuran yang berupa tempat tidur santai tersebut di sediakan pula oleh kelompok pendiri tempat penjualan minuman. Di mana terdapat 8 tempat jemuran yang mana disertai pula sebuah meja guna untuk menaruh barang-barang milik wisatawan.
Payung Besar yang terdapat di tepi pantai tersebut di sediakan pula oleh pendiri tempat penjualan minuman tersebut. Dimana tersebut terdapat 5 buah yang masing berdiri di atas 5 meja yang ada.
Perahu dayung untuk disewahkan yaitu perahu-perahu kecil hasil karya masyarakat setempat yang disiapkan guna menyewakanya kepada para pengunjung. Perahu-perahu tersebut terdapat 4 buah yang disertai dengan alat-alat pelenkap perahu lainya.
 





Gambar 04.Perahu yang Disewahkan Kepada Wisatawan
Namun alat-alat pelenkap tersebut bersifat tradisional dan tidak adanya sebuah alat yang bersifat sangat moderen guna melenkapi peralatan perahu tersebut. Harga untuk satu perahu untuk satu kali sewa yakni Us$1.00/jam dan perorang. Dan semua fasilitas yang terdapat di tempat tersebut hanya perahu,bungaslow,dan minuman yang dapat dijual dan disewakan namun fasilitas lainya merupakan fasilitas penunjan yang bersifat gratis     
Dengan semua fasilitas yang ada,maka masyarakat setempat dimana kami menyeliti dengan beberapa pertanyaan,dimana hasilnya menbuktikan bahwa masih ada beberapa fasilitas yang perlu di sediakan. Agar dapat lebih menarik wisatawan di tempat tersebut. Karena menurut pendapat masyarakat setempat bahwa keadiran wisatawan di tempat tersebut tidak sesuai dengan keinginan mereka karena masyarakat setempat belum ada beberapa kerajinan tangan yang dipasarkan serta belum adanya tempat tiketing,cleaner, security di tempat tersebut maka kontribusi pariwisata dalam pertumbuhan perekonomian lokal sangat minim,dimana hanya dapat menkerjakan beberapa orang namun yang sisanya hanya nyangur di sekeliling
3.2.3 Transportasi
Untuk menakses ke tempat tersebut bisa mengunakan kendaran bermotor dan Mobil (dengan mengunakan), Perahu,Sepeda dayung,Kuda meskipun jalan menuju ke potensi objek wisata tersebut kurang baik. Dimana dengan mengunakan Bus Umum maka membayar Us$ 4.00 perorang dari Dili ke lokasi, sedangkan mengunakan taxi umum maka membayar kira-kira Us$ 100 jika sewa. Dilain pihak,jika mengunakan mengunakan mobil,sepeda Motor sewahan maka harganya yaitu Us$ 85.00 perhari untuk Mobil dengan segala merek,sedangkan Motor dengan harga Us$ 25.00 perhari. 
3.2.4 Informasi dan Promosi
Informasi mengenai potensi daya tarik wisata tersebut bisa di dapat melalui:
v  Website (www.turismo.tl.org)
v  Brosur (bisa di dapat di tempat penjualan minuman dan bungaslow serta MTCI)
v  World of mouth/dari mulut ke mulut
v  Spanduk/papan selamat datang







BAB IV
PEMBAHASAAN
4.1 Aspek Permintaan (Demand)
Menurut analisis penulis sesuai dengan data  yang telah di peroleh maka obyek wisata tersebut cocok di pasarkan untuk karakteristik wisatawan yang berusia 18-35 tahun yang mana suka melakukan aktivitas wisatanya dengan tujuan bersenang-senang. Karena tempat tersebut merupakan tempat pingiran pantai maka aktifitas yang dilakukan ditempat tersebut yaitu aktifitas bersenang-senang
4.2  Aspek Supply
4.2.1 Atraksi Wisata
Sesuai dengan data yang telah didapatkan maka yang perlu dilakukan untuk memperindah objek wisata tersebut guna menarik atau menambah jumlah wisatawan yakni  Mendirikan kembali dua buah Bungaslow yang telah di bakar  menambah dua buah Bungaslow yang baru dengan ukuran yang sama. Menfariasi sekeliling bungaslow tersebut dengan tanaman yang indah dan menarik.





Gambar 05. Foto bungaslow yang perlu ditambah
 
 
Menambah pertunjukan budaya di tempat tersebut agar dapat membantu menarik minat wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Karena dalam dunia pariwisata jaman sekarang dimana hampir sebagian wisatawan inggin mengetahui suatu kebudayaan yang masih bersifat sangat tradisional
Di lain pihak,Menambah pula aktifitas diving ditempat tersebut karena objek wisata tersebut merupakan objek wisata pantai dan keingginan wisatawan pun akan diving sangat tinggi guna mengetahui hal-hal apa saja yang terdapat di kedalam laut Serta Menambah aktivitas olah raga yakni membuat sebuah tempat voly pantai di tempat tersebut karena keingginan wisatawan akan olaraga ditempat tersebut sangat tinggi. Dengan menambah semua aktraksi wisata yang disebutkan disini maka, dengan harapan bahwa bisah menambah volume pengunjung ke tempat tersebut melebih jumlah kunjungan terdahulunya
4.2.2 Fasilitas dan Pelayanan
Pada objek wisata tersebut, adapula beberapa fasilitas yang harus disediakan guna menambah menarik minat wisatawan ke tempat tersebut. Dimana di dalam dunia pariwisata, fasilitas penunjang juga merupakan proses penentuh menarik wisatawan karena keingginan wisatawan akan fasilitas-fasilitas tersebut sangat tinggi guna dapat membantu mempermudah akses atau keingginan wisatawan. Keingginan wisatawan akan akomodasi dimana harus mendirikan Bungaslow di bagian tersebut sesuai dengan ukuran serta bentuk yang sama. Namun perlu menambah hanya 3 sampai 4 bungaslow supaya dapat menjamin akomodasi wisatawan ditempat tersebut
Begitu pula perlu Menambah meja dan kursi duduk di tepi pantai. Dimana fasilitas kursi dan meja tersebut dapat membantu para wisatawan yang mana melakukan aktifitasnya ditempat tersebut. Seperti: duduk sambil nikmat kesegaran udara laut, berdiskusi dll. Namun,untuk memberikan perlindungan wisatawan dari terik mata hari maka perlu Menambah pondok-pondok  kecil di pingiran pantai bersamaan dengan kursi dan meja yang telah tersediakan. Bisa dilihat pada gambar berikut:
 






Gambar 06. Penambahan Pondok Kecil di Pingiran pantai
Akan tetapi, keingginan wisatawan akan tempat makan pun sangat penting, dimana wisatawan yang sedang melakukan aktifitas wisatanya ditempat tersebut membutuhkan makanan dan minuman sa’at wisatawan tersebut sedang dalam keadaan lapar dan haus. Maka dengan demikian perlu Menambah tempat makan/restoran yang mana bisa menjual beberapa menu sesuai dengan keingginan wisatawan.
Untuk menakses wisatawan ke tempat tersebut maka perlu adanya suatu jalan raya yang baik dan bagus. Maka  perlu Memperbaiki jalang raya ke tempat tersebut. Dimana jalan raya tersebut telah dibuat pada tahun 1982,dimana hingga sampai sekarang sudah begitu kurang memuaskan,maka perlu adanya penanganan dari pihak pemerintahan guna memperbaiki jalan raya ke tempat tersebut






 





Gambar 07. Kondisi jalan raya ke tempat saat ini dan Perlu Diperbaiki seperti gambar sebelah
Di pihak lain, jika semua aktifitas serta fasilitas yang direkomendasi di atas telah dilakukan maka perlu pula Mendirikan tempat loket ticketing untuk menakses ke tempat tersebut. Akan tetapi locket tersebut harus membuat diferensiasi dalam penjualan seperti menjual bagi wisatawan domestic lebih murah disbanding dengan wisatawan mancanegara atau bahakan sebaliknya sesuai dengan harga yang ditentuhkan. Dimana dari hasil ticket tersebut dapat menambah organisasi atau masyarakat yang ada di sekeliling tempat tersebut. Namun setelah mendirihkan tempat locket ticketing maka perlu Mendirikan pula tempat parker, agar dapat mobil,cepeda motor,bahkan sepeda dayung pun di parker di tempat parkiran sesuai dengan aturan yang ada
Perlu Mendirikan pula toilet umum yang berukuran sedikit besar di tempat tersebut agar dapat menfasilitasi wisatawan yang melakukan aktifitas wisatanya di tempat tersebut, namun untuk menjaga keindahan serta kebersihan di tempat tersebut maka perlu pula mendirikan sebuah tempat untuk cleaner. Dimana harus merekrut cleaner-cleaner profisional di tempat tersebut agar selalu menjaga tempat tersebut serta Mendirikan pula sebuah tempat Security agar dapat menjamin keamanan wisatawan di tempat tersebut. Dimana merekrut security untuk tetap menjaga di tempat tersebut
Agar dapat menjamin keingginan wisatawan maka perlu Mendirikan pula tempat atau gudang penimpanan Canon. Serta tempat penimpanan perahu dayung tradisional. Dimana dapat disewahkan kepada wisatawan yang bekunjung ke tempat tersebut.
Serta dapat Menambah tempat jemurang di tempat tersebut yang mana tempat jemuran yang telah tersedia tersebut masih belum cukup untuk wisatawan pada sa’at-sa’at hari libur. Seperti hari minggu dan sabtu,dimana wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut melebih dari total penyediaan yang ada. Serta menambah pula payung besar di pingiran pantai dimana dihari-hari libur payung-payung tersebut tidak mencukupi total wisatawan yang cukup banyak. Untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada gambar berikut





Gambar 08. Lokasi perbaikan dan penambahan

 
 
4.2.3 Promosi
Perlu meningkatkan promosi di internet seperti via online,dimana setiap orang menakses, dan menambah pula promosi melalui iklan-iklan di TV,agar dapat memperluas pengetahuan wisatawan guna dapat lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung












BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara geografis objek wisata pantai watabo’o sangat berpotensi, dimana dilihat dari luas wilayah serta potensi-potensi yang dimiliki namun belum adanya perbaikan-perbaikan pada objek wisata tersebut. Karena objek wisata tersebut memiliki keragaman potensi yang sangat menarik
Disisi lain, sesuai dengan pasar pariwisata yang mana dapat mendatangkan devisa Negara serta dapat pula menambah pendapatan masyarakat, namun belum adanya proses pengembangan yang mana dapat menikutsertakan masyarakat dalam proses tersebut. Dimana kreatifitas masyarakat guna menhasilkan produk-produk local tidak dipasarkan karena belum adanya tempat souvenir ditempat tersebut. Di sisi lain, belum adanya tempat parkiran,WC,Post Security,Cleaner, Tempat sampah maka membuat minat wisatawan menurun untuk berkunjung ke tempat tersebut
Di lain pihak, masyarakat sendiri memiliki karakter yang sukar menerima wisatawan, dimana wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktifitas wisatanya karena tidak adanya ganguan lain yang dilakukan oleh masyarakat local terhadap wisatawan tersebut
Dengan demikian,maka sesuai dengan rekomendasi-rekomendasi di atas maka dengan harapan bahwa dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut,dimana dapat pula menambah pendapatan masyarakat dari aspek perekonomian karena wisatawan dapat berbelanja di tempat-tempat yang telah tersedia serta dapat menyewa fasilitas-fasilitas yang telah disediakan oleh masyarakat setempat
5.2 Saran
Dengan semua pembahasaan di atas maka, penulis pun tak lupa untuk merekomendasikan kepada para saudara pembaca untuk memberikan kritikan yang berupa konstruktif guna memperbaiki isi tulisan ini agar lebih menarik dan komplet.
Atas kontribusi dan kolaborasi dari para saudara pembaca sekalian maka penulis sangat berterima kasih atas semua yang diberikan oleh saudara sekalian