BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Objek wisata Pantai Watabo o merupakan salah satu objek wisata yang
terletak di Suco Buruma, Sub-Distrik Baucau-Vila, Distrik Baucau. Dimana
di bagian barat berbatasan dengan Suco Seical,dibagian timur berbatasan dengan
Suco bahu (Buasari),di bagian Selatan berbatasan dengan Suco Bahu (teolale),dan
di bagian utara berbatasan dengan Pulau keser. objek wisata ini merupakan objek
wisata alam, karena objek ini adalah pantai. Pantai Watabo’o dikatakan salah
satu objek wisata karena dilihat dari segi keunikan dan keindahan yang dimiliki
di tempat ini sangat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke tempat
tersebut baik itu wisatawan asing maupun domestic.
Karakteristik objek wisata yang dimiliki oleh objek wisata watabo’o antara
lain: keindahan pantai, di sekeliling di kelilingi oleh pegunungan, terdapat
pepohonan di pingir pantai,serta keindahan pasir dan air laut yang begitu
jernih maka selalu menarik wisatawan untuk berkunjung. Dengan semua keindahan
yang dimiliki maka masyarakat setempat mulai memikirkan guna membangun tempat
tersebut menjadi objek wisata agar dapat mendatangkan beberapa input bagi
masyarakat setempat. di lain pihak, dilihat dari aspek ketertarikan lain,yang
merupakan factor pendorong yaitu adanya keramatamaan warga local. Untuk lebih
jelas bias dilihat pada gambar berikut:
Gambar
01, Letak Geografis Objek wisata
Dimana masyarakat yang mendiami di dekat tempat tersebut sangat menhargai
wisatawan guna melakukan aktifitas apa saja di tempat tersebut. Objek wisata
pantai Watabo’o merupakan salah satu objek wisata karena memiliki sejarah yang
unik yang mana dinamakan objek wisata Pantai watabo o karena daerah atau lokasi
tersebut bernama Watabo’o. Yang dimaksud Wata artinya Kelapa,sendagkan Bo’o artinya
Buah kelapa Muda. Dan pada jaman Portugis orang-orang portugis yang mana
pertama kali mendarat di Distrik Baucau (Seorang Don Portugis Don Salazar ) di
pingir pantai tersebut hingga menamakan pantai tersebut dengan nama “praia de
watabo’o” (Pantai watabo’o). Dengan demikian maka orang-orang portugis tersebut
dengan senang hati mendirikan sebuah bangunan rumah untuk menfasilitasi para
orang-orang tersebut guna melakukan aktifitas kepemerintahan portugis di tempat
tersebut. Pada jaman kedudukan Indonesia hingga jaman sekarang tetap dinamakan
pantai Watabo’o (dalam bahasa tetum tasi watabo’o) karena nama tersebut berasal
dari lokasi atau muncul dari masyarakat sendiri dan nama tersebut mudah
dimengerti dan di ingat oleh orang-orang yang berkunjung di tempat tersebut
Objek wisata ini diklasifikasikan menjadi objek wisata alam dan Objek
wisata buatan karena di pingir pantai tersebut terdapat beberapa bangunan tua
yang merupakan bangunan peningalan portugis. Hingga sampai sekarang ada yang
telah direnovasikan dan ada yang belum namun masih tetap menarik Wisatawan Pada
objek wisata tersebut belum adanya system tariff atau pungutan biaya bagi
pengunjung. Namun pemilik objek wisata tersebut adalah masyarakat local yang
mana mendiami di sekeliling objek wisata tersebut. Dan belum adanya campur
tangan pemerintah ataupun organisasi non-pemerintah untuk mengelolah objek
wisata tersebut. Dengan demikian maka objek wisata tersebut masih bisa
dikatakan sangat natural. Pada jaman kedudukan Indonesia adanya pembangunan
lain yang mana bisa membantu menarik wisatawan yaitu dengan mendirikan Pintu
gerbang selamat dating dinama dituliskan Selamat datang di objek wisata Pantai
Watabo o oleh Angkatan bersenjata TNI (745). Untuk lebih jelas bias dilihat
pada gambar Berikut:
Gambar 02 (Lokasi Objek wisata buatan dan Alam)
1.2 Permasalahan
Penelitian
Yang menjadi permasalahan bagi peneliti yaitu
Ø
Adanya
keunikan pantai serta keindahan pasir,bangunan-bangunan tua,pegunungan
kecil,dan udara serta cuaca yang bagus, di sekeliling pantai namun belum adanya
penanganan dari pihak pemerintah guna merenovasi tempat tersebut
Ø
Belum
adanya tempat-tempat lain untuk aktifitas kepariwisataan seperti tempat
istirahat (pondok kecil), tempat makan (restorant), aksesibilitas jalan kurang
baik, belum adanya loket ticketing, belum adanya tempat parkiran sehingga mobil
dan sepeda parker sembarangan tempat, belum adanya toilet Umum, adanya
bungaslow di didekat tempat tersebut namun belum cukup untuk wisatawan yang berkunjung
dengan group, belum adanya cleaner yang bisah membersikan tempat tersebut tiap
hari, belum adanya post security guna menjaga tempat tersebut, belum adanya
tempat souvenir, belum adanya fasilitas-fasilitas untuk keperluan wisatawan
seperti kanon, perahu dayung,alat-alat diving dll.
Ø
Yang
perlu ditinkatkan guna membuat tempat tersebut lebih menarik wisatawan yaitu
antara lain: perlu adanya ala-alat diving, perlu adanya post security guna
menjaga tempat tersebut, perlu adanya tempat souvenir, perlu adanya tempat
parker, perlu adanya toilet, perlu adanya cleaner, perlu adanya tempat sampah,
perlu adanya sebuah restorant, perlu adanya tempat akomodasi yang agak begitu
luas, Perlu adanya air Bersih, Listrik ke Tempat tersebut
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi
Obyek Wisata
Menurut Drs Oka A. Yoeti dalam buku pengantar Ilmu pariwisata menDefinisi
objek wisata atau turist attraction sebagai segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang untuk mengujungi suatu tempat tertentu. Dalam dunia pariwisata
segala sesuatu yang bernilai untuk dikunjungi atau untuk dilihat dapat disebut
atraksi atau lazim di sebut sebagai objek wisata (Ilmu pariwisata,Nyoman
S.Pandit 1994). Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahawa objek wisata merupakan segala sesuatu yang mempunyai daya tarik
tertentu,baik dilihat dari segi keunikan dan nilai yang tinggi yang menjadi
tujuan wisatawan untuk mengunjungi ke daerah tersebut
2.1.1
Definisi Objek Wisata Alam
Objek wisata Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4
kawasan yaitu :
v Flora fauna
v Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya
eksistem pantai dan ekosistem hutan Bakau
v Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas,
air terjun,danau dan pantai
v Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah,
perkebunan, peternakan, usaha perikanan
Dengan demikian aktifitas yang sering dilakukan oleh wisatawan guna mengunjungi
suatu daerah tujuan wisata seperti kemauan untuk memancing,kemauan
berjemuran,kemauan untuk berselancar dan kemauan untuk berlayar di sebut dengan
wisata bahari (Samsuridjal (1997:24). Sedangkan aktifitas wisata alam sering
kali dilakukan oleh kalangan remaja dan petualang untuk menhadapi tantangan
baru dalam kehidupan seperti mendaki Obyek gunung yang tinggi, gua, sungai
yang deras, tebing terjal
2.1.2
Syarat Suatu Obyek Wisata
Menurut R.G.Soekadijo 1996 dalam buku anatomi pariwisata Indonesia mengatakan
Sebuah objek wisata yang baik harus mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya,
menahan wisatawan di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan
kepuasaan kepada wisatawan yang dating berkunjung. Untuk mencapai hasil
tersebut beberapa hasil yang dipenuhi yaitu:
v Kegiatan (act) dan objek (artifact) yang ada
harus dalam keadaan yang baik
v Cara penyajian di depan wisatawan harus baik
dan tepat Objek/ atraksi wisata adalah terminal dari suatu mobilitas spasial
suatu perjalanan. Oleh karena itu harus memenuhi suatu determinan spasial yaitu
akomodasi, transportasi,promosi serta pemasaran
v Keadaan di objek wisata harus menahan wisatawan
cukup lama berdiam
v Kesan yang diperoleh wisatawan waktu
menyaksikan atraksi wisata harus diusahakan agar bertahan selama munkin. Dengan
demikian maka, suatu objek wisata bisa dikatakan sebagai suatu daya tarik
wisata jika telah memenuhi beberapa hal di atas. Dan syarat-syarat tersebut tak
lepas dari factor-faktor pendorong minat wisatawan lainya seperti sarana dan
prasarana pelengkap lainya
2.2
Konsep Perencanaan
Perencanaan (planning) adalah sebuah proses pengambilan keputusan yang
menyangkut masa depan dari suatu
destinasi atau atraksi. Planning adalah proses yang bersifat dinamis untuk
menentukan tujuan, bersifat sistematis dalam mencapai tujuan yang ingin
dicapai, merupakan implementasi dari berbagai alternatif pilihan dan evaluasi
apakah pilihan tersebut berhasil. Proses perencanaan menggambarkan lingkungan
yang meliputi elemen-elemen : politik, fisik, sosial, budaya dan ekonomi,
sebagai komponen atau elemen yang saling berhubungan dan saling tergantung,
yang memerlukan berbagai pertimbangan (Paturusi, 2001
Perencanaan adalah kegiatan dimana merencanakan sesuatu guna
menimplementasi, menidentifikasi target serta mendapatkan goals pada rencana
tersebut. Perencanaan dilakukan agar dapat mengembangkan sesuatu yang telah
ada. Dengan demikian Pengembangan pariwisata adalah salah satu bagian dari
manajemen yang menitikberatkan pada implementasi potensi obyek dan daya tarik
wisata yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu, berupa langkah sistematis
yang dapat mengarah pada pencapaian hasil. Hasil yang diharapkan pada
perencanaan manajemen dengan kegiatan yang spesifik ini adalah untuk mencapai
tujuan dan sasaran dari rencana yang dibuat sebelumnya (Wetipo, 2003:19).
Menurut Spillane (2002) terdapat lima unsur penting dalam suatu obyek yaitu:
(1) hal-hal yang menarik perhatian wisatawan (attraction); (2)
fasilitas-fasilitas yang diperlukan (facilities); (3) infrastuktur(infrastructure);
(4) jasa pengangkutan (transportation); dan (5) keramahtamahan dan
kesediaan untuk menerima tamu (hospitality) (Puspa, 2006:11).
Menurut Getz (1987:93) dan Page (1995) terdapat lima pendekatan dalam
mengembangkan pariwisata, antara lain:
1.
Bossterm yaitu: suatu pendekatan sederhana yang melihat pariwisata sebagai
suatu atribut positif untuk suatu tempat dan penghuninya. Namun masyarakat
setempat tidak dilibatkan dalam proses perencanaan dan daya dukung wilayah
tidak dipertimbangkan secara matang.
2. The
economic-industry approach (pendekatan ekonomi-industri) yaitu: pendekatan
pengembangan pariwisata yang tujuan ekonominya lebih didahulukan dari tujuan
social dan lingkungan dan menjadikan pengalaman pengunjung dan tingkat kepuasan
sebagai sasaran utama.
3. The
physical-spatial approach (pendekatan fisik-keruangan), yaitu: pendekatan
ini didasarkan pada tradisi penggunaan lahan geografis.Strpengembangannya
berdasarkan perencanaan yang berbeda-beda melalui prinsip-prinsip keruangan
(spatial). Misalnya pengelompokan pengunjung di satu kawasan dan
pemecahan-pemecahan tersebut untuk menghindari kemungkinan terjadinya konflik.
Hanya saja kekurangan dari pendekatan ini adalah kurang mempertimbangkan dampak
sosial dan kultur dari pengembangan wisata.
4. The
community approach (pendekatan kerakyatan), yaitu: pendekatan ini lebih
menekankan pada pentingnya keterlibatan maksimal dari masyarakat setempat di
dalam proses pengembangan pariwisata. Pendekatan ini menganggap pentingnya
suatu pedoman pengembangan pariwisata yang dapat diterima secara sosial
(socially acceptable). Pendekatan yang dilakukan adalah menekankan
pentingnya manfaat sosial dan cultural bagi masyarakat lokal secara
bersama-sama termasuk di dalamnya pertimbangan ekonomi dan lingkungan.
5.
Sustainable approach (pendekatan keberlanjutan), yaitu: pendekatan
berkelanjutan dan berkepentingan atas masa depan yang panjang serta atas sumber
daya dan efek-efek pembangunan ekonomi pada lingkungan yang mengkin menyebabkan
gangguan cultural dan sosial yang memantapkan pola-pola kehidupan dan gaya
hidup individual
Dari kelima tersebut yang menjadi focus pengembangan kepariwisataan Desa
Tihingan ini adalah pendekatan pariwisata kerakyatan (the community approach).
Pariwisata kerakyatan merupakan sebuah bentuk pengembangan yang berpihak kepada
masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Masyarakat, khususnya masyarakat local
ikut berperan serta dalam setiap pengembangan yang dilakukan di daerahnya.
Menurut Subagyo (1991) kehidupan desa sebagai tujuan wisata adalah desa sebagai
obyek sekaligus juga sebagai subyek dari kepariwisataan yaitu sebagai
penyelenggara sendiri dari berbagai aktifitas kepariwisataan, dan hasilnya akan
dinikmati oleh masyarakatnya secara langsung. Oleh karena itu peran aktif dari
masyarakat sangat menentukan kelangsungan kegiatan pedesaan ini (Suryasih,
2003:18).
Dilihat dari perspektif kehidupan masyarakatnya, pariwisata pedesaan
merupakan suatu bentuk pariwisata dengan obyek dan daya tarik berupa kehidupan
desa yang memiliki ciri-ciri khusus dalam masyarakatnya, panorama alamnya, dan
budayanya, sehingga mempunyai peluang untuk dijadikan komoditi bagi wisatawan,
khususnya wisatawan asing (Suryasih, 2003: 18).
Pendekatan dasar yang sering dipergunakan dalam perencanaan pengembangan
obyek daya tarik wisata pedesaan adalah menggunakan pendekatan kerakyatan (community
approach/ community based) dan environment planning (Marpaung, 2000:
49). Hal ini disebabkan karena masyarakat lokal yang akan membangun, memiliki
dan mengelola langsung fasilitas wisata serta pelayanannya, sehingga dengan
demikian masyarakat dapat menerima secara langsung keuntungan ekonomi serta
mencegah terjadinya urbanisasi (Mendra, 2005).
2.2.1
Tahapan Perencanaan
Perencanaan adalah sesuatu proses penyusunan tindakan-tindakan yang mana
tindakan tersebut digambarkan dalam suatu tujuan (jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang) yang didasarkan kemampuan-kemampuan fisik,
ekonomi, social budaya,dan tenaga yang terbatas. Perencanaan sebagai suatu alat
atau cara harus memiliki 3 (tiga) kemampuan (the three brains) yaitu :
1.
Kemampuan melihat ke depan.
2.
Kemampuan menganalisis.
3.
Kemampuan melihat interaksi-interaksi, antara permasalahan.
Dengan demikian, maka perencanaan yang diperlukan dalam pengembangan objek
wisata ini yaitu Buttom Up Plainning. Dimana mendesign atau merencanakan
pengembangan pada objek ini yang mana dari bawah ke atas atau dapat diartikan
sebagai dari masyarakat ke Pemerintahan atau lembaga-lembaga lainya agar dapat
membuat masyarakat setempat senang dan merasa puas karena jika ada hal-hal yang
kurang menyenankan atau dampak negatife pada pemgenbangan tersebut akan
dirasakan oleh masyarakat setempat dan kurang dirasakan oleh pihak lainya.
2.2.2 Keterlibatan
Jadi
keteribatan masyrakat setempat atau masyarakat local sangatlah diutamakan.
Karena masyarakat setempatlah yang akan
merasakan dampak negative maupun positive dari pada hasil
pengembangan tersebut. dan dari hasil tersebut jika mendatangkan beberapa
pemasukan yang baik bagi masyarakat maka masyarakat dengan senang hati namun
dengan pengembangan tersebut jika justru mendatangkan hal-hal negative maka
masyarakat sendiri mesara tidak nyaman. Ada pula keterlibatan pihak pemerintah ataupun
pihak LSM namun bisa dikatakan pihak kedua dari proses pengembangan tersebut.
karena pihak pemerintahan dan LSM hanya mendesign dan juga menyalurkan dana
guna menjamin pengembangan tersebut. akan tetapi masyarakatlah yang terlebih
dahulu di komunikasi dan dimintah pendapatnya
2.2.3
Konsep Supply
Dalam dunia pariwisata terdapat Penawaran atau supply pariwisata
mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada pengunjung. Penawaran dalam
pariwisata menunjukan atraksi wisata ilmiah dan buatan, jasa-jasa maupun
barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang untuk
mengunjungi obyek suatu Negara (Wahyono, 2006). ketersediaan pariwisata
merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk ditawarkan
kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang
memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya. Komponen
sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi, servis/pelayanan,
transportasi, informasi dan promosi ( Gunn, 2002).
1.
Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan pejalanan, atraksi memiliki
dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk melakukan
perjalanan dan sebagai pemberi kepuasaan pengunjung.
2. Servis
merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan termasuk
didalamnya fasilitas restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel maupun
toko-toko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut.
3.
Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan, yang
berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke suatu
lokasi daya tarik.
4.
Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan adalah
adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam bentuk peta,
buku petunjuk, artikel-artikel dalam majalah, brosur maupun melalui internet.
5.
Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata yang
dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini dapat
dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan maupun memberikan
insentif misalnya potongan tiket masuk.
Jadi Berdasarkan pendapat ahli dan lembaga otoritas pariwisata tersebut
diatas maka komponen sediaan (supply) pariwisata dapat disederhanakan
dalam bentuk matrik, yang disajikan pada tabel II.1. Dari matrik komponen
sediaan (supply) pariwisata, maka dapat
diketahui bahwa komponen sediaan (supply) pariwisata dalam
pengembangan suatu obyek wisata atau daerah wisata adalah terdiri dari empat
komponen yaitu: daya tarik, fasilitas, aksesibilitas serta promosi dan
informasi.
2.2.4
Konsep Demand
Berkembangnya suatu tempat tujuan wisata disamping adanya komponen sediaan
tidak dapat dilepaskan pula adanya komponen permintaan. Permintaan atau
demand pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jumlah
wisatawan secara kuantitatif. Permintaan pariwisata dapat dibagi menjadi
permintaan yang potensial dan permintaan yang sebenarnya (Wahab,1995).
Permintaan potensial adalah sejumlah orang yang secara potensial dianggap dan
mampu melakukan perjalanan wisata. Sedangkan permintaan sebenarnya adalah
sejumlah orang yang sebenarnya berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,
artinya sejumlah wisatawan yang secara nyata sedang berkunjung pada suatu
daerah tujuan wisata.
Dalam kegiatan pariwisata yang dimaksud dengan komponen permintaan (demand)
adalah pengunjung. Menurut International Union of Offical Traveler
Organization (IUOTO,1967), pengunjung yaitu setiap orang yang datang ke
suatu negara atau tempat tinggal lain dan biasanya dengan maksud apapun kecuali
untuk melakukan pekerjaan yang menerima upah.
2.2.5
Tourism Planning
Menurut Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
Sedangkan menurut M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan
kemungkinan mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada
wewenangnya. Begitu juga menurut Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah
pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate)
sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan dikemudian hari.
Di lain pihak, Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses
pemikiran dan penetuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di
masa yang akan dating dalam rangka pencapaian yang telah ditentukan. Menurut
Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan- kegiatan tertentu yang diyakini
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu. Menurut Kusmiadi (1995
Perencanaan adalah pemilihan alternatif atau pengalokasian berbagai sumber daya
yang tersedia.
Namun dari beberapa definisi yang diuraikan menurut ahli-ahli diatas masih
memiliki beberapa argument mengenai fungsi perencanaan guna menguatkan
interpretasi para ahli tersebut guna menjamin suatu kegiatan perencanaan
kepariwisataan yang baik antara lain:
1.
Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
2.
Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan
rencana yang telah disusun.
3.
Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
4.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki
organisasi.
5.
Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga
dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi.
6.
Menetapkan tolok ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program setiap saat.
BAB III
DATA HASIL PENELITIAN
3.1 Aspek Permintaan (Demand)
Sesuai dengan kondisi real objek wisata Pantai watabo’o menurut observasi
kami di lapangan membuktikan jika dilihat dari aspek permintahan (demand) maka
antara lain:
Ø Pasar pariwisata dalam dunia jaman sekarang sangat
besar
Ø Keinginan wisatawan untuk mengetahui sesuatu
yang baru yang sesuai dengan keinginan mereka
Ø Keadaan alam dan disekitarnya merupakan factor
utama ketertarikan wisatawan
Ø keinginan wisatawan akan tempat akomodasi,
tempat istirahat, kebersihan, keamanan, tempat parkiran, dan keinginan
wisatawan akan kenyamanan
|
no
|
Jenis wisatawan
|
Jenis kelamin
|
Rata-rata usia
|
Aktifitas wisatawan
|
|||||
Domestik |
Mancanegara
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
6-18
|
18-35
|
35 KA
|
Bersenang
|
Penting
|
|
1
|
33
|
18
|
35
|
16
|
7
|
27
|
17
|
34
|
7
|
2
|
Total wisatawan 51
|
no
NB: bisa
lihat lebih detail pada lampiran tabel hasil pengamatan
Gambar
03, Hasil Pengamatan dan Penelitian
Keterangan
Ø
Kami
Memilih wisatawan Domestik Maupun Mancanegara sebagai target kami dimana yang dapat
mengisi formulir lebih banyak yaitu adalah wisatawan domestic karena wisatawan
domesticlah yang merupakan pendatang pertama di objek wisata tersebut
Ø
Jenis
Kelamin: yaitu antara Perempuan dan wanita
Ø
Rata-rata
usia 6-18 tahun yakni: wisatawan yang mana berusia kanak-kanak (6 thn) hinga
sampai pada usia remaja 18 tahun
Ø
Rata-rata
usia 18-35 yakni: dimana usia wisatawan remaja hingga sampai kedewasaan
Ø
Rata-rata
usia 35 ke atas yakni: usia wisatawat dewasa hingga usia lanjut
Ø
Aktifitas
wisatawan (bersenang-senang) yakni: dimana aktifitas wisatawan pada waktu
penelitian dilakukan mencakup rekreasi/piknik, jalan-jalan,jemuran,foto-fotoan,
Ø Aktifitas wisatawan (Important actifity) yang
kami maksud yaitu: wisatawan yang sedang melakukan aktifitas wisatanya dengan alasan
diplomasy,study,kunjungan keluarga,dialog
Dari hasil observasi kami pada objek wisata pantai watabo’o terdapat
wisatawan- wisatawan yang melakukan aktifitasnya antara lain; rekreasi,
foto-fotoan,jalan-jalan dan jemuran di pingir pantai, kunjungan keluarga,
3.2 Aspek Penyediann (supply)
3.2.1
Atraksi
wisata
Yang menjadi atraksi wisata pada objek wisata tersebut yaitu:
v Keindahan pasir pingiran pantai
v Keindahan pepohonan di pingir pantai
v Kejernihan air laut yang menarik
v Kesegaran udara laut
v Luas
pingiran pantai yang di fariasi beberapa bebatuan
v Sebuah batu yang berdiri agak ditengah laut
dimana berdekatan dengan objek tersebut
Namun
terdapat pula beberapa potensi objek wisata yang mana ada yang telah menjadi objek
daya tarik wisata yakni antara lain: Peningalan rumah tua (bangunan portugis
tua) di mana di dekat objek wisata tersebut serta tanda selamat datang di dekat
jalan masuknya ke objek wisata tersebut
3.2.2
Fasilitas
Dan Pelayanan
v Fasilitas Yang telah disediakan
Fasilitas
yang terdapat di tempat tersebut yakni:
Ø Satu buah tempat penjualan minuman ringan dan
minuman keras
Ø Tiga buah bungaslow dengan ukuran 6x6 m2 (dua
terjadi kebakaran dan hanya tingal satu)
Ø Tempat duduk (kursi dan meja)
Ø Tempat jemuran
Ø Payung besar
Ø Perahu dayung untuk disewakan
Ø Pelayanan
Pada tempat penjualan minuman dimana terdapat 8 orang staff yang bekerja
di tempat tersebut. Dimana setiap staff saling bergantian guna menjaga tempat
penjualan tersebut sesuai dengan Jam atau jadwal yang berlaku. Para Staff
tersebut mendapat gaji yang sama,serta tempat tersebut di buka pada jam 08:00
(pagi) hingga jam 09:00 (malam),dan tempat tersebut merupakan hasil koperasi
atau kerja sama mereka dimana para staff tersebut sendiri yang menjadi penanam
modal.
Bungaslow yang terdapat di tempat tersebut merupakan pemilik masyarakat
setempat. Dimana pemiliknya bernama Liliana Borges dengan menanamkan modal
sebesar Us$3,000.00 guna mendirikan tiga buah bungaslow tersebut. Terdapat pula
staff yang bekerja di tempat tersebut yaitu masyarakat setempat yang berjumlah
8 orang,yang mana masing-masing menerima gaji perbulan Us$100.00 bahakan lebih
sesuai dengan hasil pendapatan perbulan bungaslow. Pada semua Bungaslow
tersebut masing-masing memiliki satu buah kamar,dimana didalamnya terdapat:
a.
Satu buah
kasur berukuran dua orang
b.
Satu buah
lemari pakaian
c.
Toilet
serta kamar mandi
d.
Bungaslow
sendiri dibuat dengan Rumput dan di dindin dengan mengunakan Kayu
e.
Harga
Pada bungaslow tersebut yakni Us$ 30/malam,entah itu wisatawan domestik dan
mancanegara masing-masing dengan harga yang sama.
Tempat duduk santai (kursi dan meja) yang mana terdapat di tepi pantai
tersebut di sediakan oleh masyarakat setempat,yang mana mendirikan tempat
penjualan minuman. Dimana kursi yang disediakan 20 dan terdapat 5 meja
Tempat jemuran yang berupa tempat tidur santai tersebut di sediakan pula
oleh kelompok pendiri tempat penjualan minuman. Di mana terdapat 8 tempat
jemuran yang mana disertai pula sebuah meja guna untuk menaruh barang-barang
milik wisatawan.
Payung Besar yang terdapat di tepi pantai tersebut di sediakan pula oleh
pendiri tempat penjualan minuman tersebut. Dimana tersebut terdapat 5 buah yang
masing berdiri di atas 5 meja yang ada.
Perahu dayung untuk disewahkan yaitu perahu-perahu kecil hasil karya
masyarakat setempat yang disiapkan guna menyewakanya kepada para pengunjung.
Perahu-perahu tersebut terdapat 4 buah yang disertai dengan alat-alat pelenkap
perahu lainya.
Gambar 04.Perahu yang Disewahkan Kepada Wisatawan
Namun alat-alat pelenkap tersebut bersifat tradisional dan tidak adanya
sebuah alat yang bersifat sangat moderen guna melenkapi peralatan perahu
tersebut. Harga untuk satu perahu untuk satu kali sewa yakni Us$1.00/jam dan
perorang. Dan semua fasilitas yang terdapat di tempat tersebut hanya
perahu,bungaslow,dan minuman yang dapat dijual dan disewakan namun fasilitas
lainya merupakan fasilitas penunjan yang bersifat gratis
Dengan semua fasilitas yang ada,maka masyarakat setempat dimana kami
menyeliti dengan beberapa pertanyaan,dimana hasilnya menbuktikan bahwa masih
ada beberapa fasilitas yang perlu di sediakan. Agar dapat lebih menarik
wisatawan di tempat tersebut. Karena menurut pendapat masyarakat setempat bahwa
keadiran wisatawan di tempat tersebut tidak sesuai dengan keinginan mereka
karena masyarakat setempat belum ada beberapa kerajinan tangan yang dipasarkan
serta belum adanya tempat tiketing,cleaner, security di tempat tersebut maka
kontribusi pariwisata dalam pertumbuhan perekonomian lokal sangat minim,dimana
hanya dapat menkerjakan beberapa orang namun yang sisanya hanya nyangur di
sekeliling
3.2.3 Transportasi
Untuk menakses ke tempat tersebut bisa mengunakan kendaran bermotor dan
Mobil (dengan mengunakan), Perahu,Sepeda dayung,Kuda meskipun jalan
menuju ke potensi objek wisata tersebut kurang baik. Dimana dengan mengunakan
Bus Umum maka membayar Us$ 4.00 perorang dari Dili ke lokasi, sedangkan
mengunakan taxi umum maka membayar kira-kira Us$ 100 jika sewa. Dilain
pihak,jika mengunakan mengunakan mobil,sepeda Motor sewahan maka harganya yaitu
Us$ 85.00 perhari untuk Mobil dengan segala merek,sedangkan Motor dengan harga
Us$ 25.00 perhari.
3.2.4 Informasi
dan Promosi
Informasi mengenai potensi daya tarik wisata tersebut bisa di dapat
melalui:
v Brosur (bisa di dapat di tempat penjualan
minuman dan bungaslow serta MTCI)
v World of mouth/dari mulut ke mulut
v Spanduk/papan selamat datang
BAB
IV
PEMBAHASAAN
4.1 Aspek Permintaan (Demand)
Menurut analisis penulis sesuai dengan data yang telah di peroleh maka obyek wisata
tersebut cocok di pasarkan untuk karakteristik wisatawan yang berusia 18-35
tahun yang mana suka melakukan aktivitas wisatanya dengan tujuan
bersenang-senang. Karena tempat tersebut merupakan tempat pingiran pantai maka
aktifitas yang dilakukan ditempat tersebut yaitu aktifitas bersenang-senang
4.2
Aspek
Supply
4.2.1 Atraksi Wisata
Sesuai dengan data yang
telah didapatkan maka yang perlu dilakukan untuk memperindah objek wisata
tersebut guna menarik atau menambah jumlah wisatawan yakni Mendirikan kembali dua buah Bungaslow yang
telah di bakar menambah dua buah
Bungaslow yang baru dengan ukuran yang sama. Menfariasi sekeliling bungaslow tersebut
dengan tanaman yang indah dan menarik.
|
Menambah
pertunjukan budaya di tempat tersebut agar dapat membantu menarik minat
wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Karena dalam dunia pariwisata
jaman sekarang dimana hampir sebagian wisatawan inggin mengetahui suatu
kebudayaan yang masih bersifat sangat tradisional
Di
lain pihak,Menambah pula aktifitas diving ditempat tersebut karena objek wisata
tersebut merupakan objek wisata pantai dan keingginan wisatawan pun akan diving
sangat tinggi guna mengetahui hal-hal apa saja yang terdapat di kedalam laut Serta
Menambah aktivitas olah raga yakni membuat sebuah tempat voly pantai di tempat
tersebut karena keingginan wisatawan akan olaraga ditempat tersebut sangat
tinggi. Dengan menambah semua aktraksi wisata yang disebutkan disini maka,
dengan harapan bahwa bisah menambah volume pengunjung ke tempat tersebut
melebih jumlah kunjungan terdahulunya
4.2.2 Fasilitas dan Pelayanan
Pada
objek wisata tersebut, adapula beberapa fasilitas yang harus disediakan guna
menambah menarik minat wisatawan ke tempat tersebut. Dimana di dalam dunia
pariwisata, fasilitas penunjang juga merupakan proses penentuh menarik
wisatawan karena keingginan wisatawan akan fasilitas-fasilitas tersebut sangat
tinggi guna dapat membantu mempermudah akses atau keingginan wisatawan.
Keingginan wisatawan akan akomodasi dimana harus mendirikan Bungaslow di bagian
tersebut sesuai dengan ukuran serta bentuk yang sama. Namun perlu menambah
hanya 3 sampai 4 bungaslow supaya dapat menjamin akomodasi wisatawan ditempat
tersebut
Begitu
pula perlu Menambah meja dan kursi duduk di tepi pantai. Dimana fasilitas kursi
dan meja tersebut dapat membantu para wisatawan yang mana melakukan
aktifitasnya ditempat tersebut. Seperti: duduk sambil nikmat kesegaran udara
laut, berdiskusi dll. Namun,untuk memberikan perlindungan wisatawan dari terik
mata hari maka perlu Menambah pondok-pondok
kecil di pingiran pantai bersamaan dengan kursi dan meja yang telah
tersediakan. Bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 06. Penambahan Pondok Kecil di Pingiran
pantai
Akan
tetapi, keingginan wisatawan akan tempat makan pun sangat penting, dimana
wisatawan yang sedang melakukan aktifitas wisatanya ditempat tersebut
membutuhkan makanan dan minuman sa’at wisatawan tersebut sedang dalam keadaan
lapar dan haus. Maka dengan demikian perlu Menambah tempat makan/restoran yang
mana bisa menjual beberapa menu sesuai dengan keingginan wisatawan.
Untuk
menakses wisatawan ke tempat tersebut maka perlu adanya suatu jalan raya yang
baik dan bagus. Maka perlu Memperbaiki
jalang raya ke tempat tersebut. Dimana jalan raya tersebut telah dibuat pada
tahun 1982,dimana hingga sampai sekarang sudah begitu kurang memuaskan,maka
perlu adanya penanganan dari pihak pemerintahan guna memperbaiki jalan raya ke
tempat tersebut
Gambar 07. Kondisi jalan raya ke tempat saat ini dan
Perlu Diperbaiki seperti gambar sebelah
Di
pihak lain, jika semua aktifitas serta fasilitas yang direkomendasi di atas
telah dilakukan maka perlu pula Mendirikan tempat loket ticketing untuk
menakses ke tempat tersebut. Akan tetapi locket tersebut harus membuat
diferensiasi dalam penjualan seperti menjual bagi wisatawan domestic lebih
murah disbanding dengan wisatawan mancanegara atau bahakan sebaliknya sesuai
dengan harga yang ditentuhkan. Dimana dari hasil ticket tersebut dapat menambah
organisasi atau masyarakat yang ada di sekeliling tempat tersebut. Namun
setelah mendirihkan tempat locket ticketing maka perlu Mendirikan pula tempat
parker, agar dapat mobil,cepeda motor,bahkan sepeda dayung pun di parker di
tempat parkiran sesuai dengan aturan yang ada
Perlu
Mendirikan pula toilet umum yang berukuran sedikit besar di tempat tersebut
agar dapat menfasilitasi wisatawan yang melakukan aktifitas wisatanya di tempat
tersebut, namun untuk menjaga keindahan serta kebersihan di tempat tersebut
maka perlu pula mendirikan sebuah tempat untuk cleaner. Dimana harus merekrut
cleaner-cleaner profisional di tempat tersebut agar selalu menjaga tempat
tersebut serta Mendirikan pula sebuah tempat Security agar dapat menjamin
keamanan wisatawan di tempat tersebut. Dimana merekrut security untuk tetap
menjaga di tempat tersebut
Agar
dapat menjamin keingginan wisatawan maka perlu Mendirikan pula tempat atau
gudang penimpanan Canon. Serta tempat penimpanan perahu dayung tradisional.
Dimana dapat disewahkan kepada wisatawan yang bekunjung ke tempat tersebut.
Serta dapat Menambah
tempat jemurang di tempat tersebut yang mana tempat jemuran yang telah tersedia
tersebut masih belum cukup untuk wisatawan pada sa’at-sa’at hari libur. Seperti
hari minggu dan sabtu,dimana wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut
melebih dari total penyediaan yang ada. Serta menambah pula payung besar di
pingiran pantai dimana dihari-hari libur payung-payung tersebut tidak mencukupi
total wisatawan yang cukup banyak. Untuk lebih jelas maka dapat dilihat pada
gambar berikut
|
4.2.3 Promosi
Perlu meningkatkan promosi di internet seperti via
online,dimana setiap orang menakses, dan menambah pula promosi melalui
iklan-iklan di TV,agar dapat memperluas pengetahuan wisatawan guna dapat lebih
menarik minat wisatawan untuk berkunjung
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Secara geografis objek wisata pantai watabo’o sangat
berpotensi, dimana dilihat dari luas wilayah serta potensi-potensi yang
dimiliki namun belum adanya perbaikan-perbaikan pada objek wisata tersebut.
Karena objek wisata tersebut memiliki keragaman potensi yang sangat menarik
Disisi lain, sesuai dengan pasar pariwisata yang
mana dapat mendatangkan devisa Negara serta dapat pula menambah pendapatan
masyarakat, namun belum adanya proses pengembangan yang mana dapat
menikutsertakan masyarakat dalam proses tersebut. Dimana kreatifitas masyarakat
guna menhasilkan produk-produk local tidak dipasarkan karena belum adanya
tempat souvenir ditempat tersebut. Di sisi lain, belum adanya tempat
parkiran,WC,Post Security,Cleaner, Tempat sampah maka membuat minat wisatawan menurun
untuk berkunjung ke tempat tersebut
Di lain pihak, masyarakat sendiri memiliki karakter
yang sukar menerima wisatawan, dimana wisatawan yang berkunjung ke tempat
tersebut merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktifitas wisatanya karena
tidak adanya ganguan lain yang dilakukan oleh masyarakat local terhadap
wisatawan tersebut
Dengan demikian,maka sesuai dengan
rekomendasi-rekomendasi di atas maka dengan harapan bahwa dapat menarik lebih
banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat tersebut,dimana dapat pula menambah
pendapatan masyarakat dari aspek perekonomian karena wisatawan dapat berbelanja
di tempat-tempat yang telah tersedia serta dapat menyewa fasilitas-fasilitas
yang telah disediakan oleh masyarakat setempat
5.2 Saran
Dengan semua pembahasaan di atas maka, penulis pun
tak lupa untuk merekomendasikan kepada para saudara pembaca untuk memberikan kritikan
yang berupa konstruktif guna memperbaiki isi tulisan ini agar lebih menarik dan
komplet.
Atas kontribusi dan kolaborasi dari para saudara
pembaca sekalian maka penulis sangat berterima kasih atas semua yang diberikan
oleh saudara sekalian